Sejak kabar bahwa novel kontroversial itu akan dibuat film, kami sudah cukup yakin bahwa versi adaptasi filmnya nggak akan tayang di Indonesia. Dan memang demikian akhirnya
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXN88m1IkojfiKcGR5VXyEiQmNvuPBG-QDnAvrXMOHLaUKTTFtmk94_IhJFqRcRNdhzdlgt5RmnjrHy9Qbid-UNDX2r8-4FD_3UpGgJwcIBIw5yJ42BBTlE2H4y53ra9OG-XT4GHlTIvzr/s1600/shades-of-grey.jpg)
Dengan bahasan yang memang khusus untuk dewasa, serta tema aktivitas seksual yang tidak awam, novel serta film “50 Shades of Grey” sudah pasti jadi fenomena tersendiri. Mengundang begitu banyak yang penasaran untuk mencari tahu, apa yang sebenarnya jadi daya tarik produk budaya pop satu ini. Bahkan, nggak sedikit kritikus yang melabeli novel karya E.L. James ini sebagai ‘pornografi untuk Ibu-Ibu.’ Herannya, novelnya sukses masuk Tanah Air.
Bagi yang belum menyentuh karya populer ini sama sekali, kami ada sedikit bocoran. Novel dewasa ini pada dasarnya adalah percintaan heteroseksual dua manusia dewasa, dengan bumbu aktivitas seksual yang tak lazim. Dalam hal ini populer dengan istilah BDSM. Aktivitas seksual yang biasanya melibatkan rasa sakit untuk mencapai kepuasan bagi pelakunya. Membayangkan ini saja, sudah jelas adaptasi filmnya nggak akan tayang di Indonesia, ya.
![](http://cdn.klimg.com/fimela.com/resources//real/2015/02/16/3937/50-shades-of-grey.jpg)
Di Amerika Serikat sendiri, film ini menjadi nomor satu di awal pekan dengan pembukaan hampir 90 juta Dollar. Dengan meraup hampir 250 juta Dollar dalam 4 hari saja, bisa dipastikan akan ada sekuel. Dan nama Jamie Dornan serta Dakota Johnson akan rutin berseliweran di televisi dan majalah (termasuk di media sosial).
Penasaran dengan film ini? Mungkin kamu bisa kejar ke Singapura, Fimelova.
By Stanley Dirgapradja | http://www.fimela.com